Friday, July 4, 2025
29.3 C
Jakarta

Jakarta Selatan Zaman Dulu dan Cerita Nostalgia Kota Elite yang Dikepung Perubahan

Jakarta Selatan zaman dulu memang punya daya tarik yang kuat, bukan cuma dari sisi geografis, tapi juga dari sejarah panjang yang membentuk identitasnya sekarang. Banyak orang mengenal Jaksel hari ini sebagai pusat gaya hidup modern dan tempat tinggal para ekspatriat. Tapi di balik segala coffee shop estetik dan gedung pencakar langit, ternyata daerah ini menyimpan kisah masa lalu yang penuh warna, terutama ketika kawasan ini masih dipenuhi sawah, kebun, dan hutan kecil.

Dibandingkan dengan wajahnya sekarang, Jakarta Selatan zaman dulu menyuguhkan pemandangan yang sangat berbeda. Kawasan seperti Kemang, Pasar Minggu, hingga Blok M dulunya hanyalah kampung biasa yang jauh dari ingar-bingar kota. Namun, keberadaan jalur-jalur strategis dan iklim yang lebih sejuk membuat kawasan ini sejak dulu menjadi incaran untuk pemukiman elite. Menilik kembali kisah sejarahnya memberi kita pemahaman lebih dalam tentang transformasi Jakarta sebagai ibu kota yang tumbuh pesat.

Awal Mula Terbentuknya Jakarta Selatan dan Identitasnya

Sebelum dikenal sebagai Jakarta Selatan, kawasan ini dulunya termasuk dalam wilayah Meester Cornelis dan sekitarnya pada zaman kolonial Belanda. Identitas Jakarta Selatan zaman dulu sebenarnya berkembang pesat setelah kemerdekaan, terutama pada tahun 1960-an saat DKI Jakarta mulai menata kawasan administratifnya menjadi lima kota madya. Namun jauh sebelum itu, banyak wilayah di Jakarta Selatan sudah menjadi daerah pemukiman yang penting secara strategis dan ekonomi.

Kemang misalnya, dulu merupakan daerah permukiman penduduk Betawi yang dikelilingi oleh sawah, kebun buah, dan pepohonan rimbun. Daerah ini belum terjamah pembangunan beton seperti sekarang, bahkan belum ada kafe internasional yang memenuhi sudut-sudut jalannya. Menariknya, sejak tahun 70-an Kemang sudah mulai dilirik ekspatriat karena suasananya yang tenang dan lebih “kampung” dibandingkan pusat Jakarta. Ini memperkuat citra Jakarta Selatan tempo dulu sebagai kawasan asri yang ideal untuk tempat tinggal.

Sementara itu, kawasan seperti Pasar Minggu sudah sejak lama dikenal sebagai pusat buah-buahan dan pertanian. Di sinilah warga Jakarta pada dekade 60-an hingga 80-an biasa membeli buah segar hasil kebun. Nama “Pasar Minggu” sendiri berasal dari pasar yang hanya buka setiap hari Minggu dan menjual hasil panen lokal, yang kini jadi pusat transportasi dan perumahan padat.

Kehidupan Sosial di Jaksel Tempoe Doeloe

Jika kita membahas jaksel tempoe doeloe, maka tak bisa dilepaskan dari kehidupan sosial warganya yang jauh dari hingar bingar metropolitan. Anak-anak Betawi biasa bermain gundu, egrang, atau sepak bola di lapangan tanah kosong. Banyak gang kecil dan jalan setapak yang dulu belum diaspal dan masih berupa jalan berbatu atau tanah liat, sangat berbeda dengan sekarang yang hampir semuanya tercover jalan besar atau trotoar rapi.

Sungai-sungai kecil seperti Kali Grogol dan Kali Krukut yang dulu jadi tempat bermain dan mencuci baju kini telah berubah jadi jalur air yang nyaris tak bisa disentuh karena pencemaran. Namun, suasana kekeluargaan dan nilai-nilai gotong royong sangat kental pada masa itu. Warga saling kenal satu sama lain, membantu membangun rumah secara gotong royong, dan aktif dalam kegiatan pos ronda serta arisan kampung.

Kehidupan ini menjadi bukti nyata bahwa jakarta selatan jaman dulu punya nilai sosial yang kini makin sulit ditemukan di tengah gaya hidup urban yang sibuk. Anak muda sekarang mungkin hanya mendengar kisah ini dari orang tua atau kakek nenek mereka yang dulu besar di kawasan seperti Tebet, Pancoran, atau Cipete.

Transformasi Wilayah dan Gaya Hidup Modern

Perubahan mulai terasa signifikan di era 1990-an saat banyak pengembang mulai membidik wilayah selatan Jakarta sebagai area strategis untuk pembangunan perumahan elit. Infrastruktur mulai ditata ulang, mall bermunculan, dan transportasi publik berkembang pesat. Jalan TB Simatupang, yang dulu lengang, kini menjadi salah satu koridor sibuk dengan apartemen dan kantor bertingkat.

Gaya hidup pun berubah. Dulu warga Jakarta Selatan berbelanja ke pasar tradisional seperti Pasar Kebayoran Lama atau Pasar Minggu. Sekarang mereka lebih memilih mall mewah seperti Gandaria City, Lippo Kemang, atau Senayan City. Pergeseran ini membawa nuansa yang berbeda, membuat Jaksel terasa lebih “global” namun sekaligus menghapus banyak jejak sejarahnya.

Ini yang membuat jakarta selatan tempo dulu vs sekarang menjadi topik nostalgia yang menarik. Di satu sisi kita bangga melihat kemajuan dan modernisasi kota, tapi di sisi lain ada perasaan kehilangan atas kesederhanaan dan nilai-nilai komunal yang dulu sangat kuat.

Fakta Unik Jakarta Selatan yang Jarang Diketahui

1. Kampung Kemang adalah surganya buah mangga:
Sebelum berubah jadi kawasan elite, Kemang dikenal karena banyaknya kebun mangga dan pepohonan rindang.

2. Blok M dulunya pangkalan angkot:
Sebelum jadi pusat hiburan, Blok M dulu lebih dikenal sebagai terminal terbesar tempat berkumpulnya angkot jurusan selatan dan barat.

3. Stasiun Pasar Minggu adalah stasiun pertama di selatan:
Dibuka sejak zaman Belanda, stasiun ini dulu menghubungkan para pedagang buah dengan pusat kota Batavia.

4. Ciganjur dan Jagakarsa adalah pusat pertanian:
Dua wilayah ini dulunya adalah lumbung sayur-mayur untuk warga Jakarta sebelum berubah jadi kawasan perumahan padat.

Kampung-Kampung Betawi yang Kini Tergusur

Banyak kampung Betawi asli seperti di Cipete, Pondok Labu, dan Kebagusan kini nyaris tak dikenali lagi. Rumah-rumah tradisional panggung Betawi tergantikan oleh ruko dan gedung apartemen. Padahal kampung-kampung ini dulu menjadi pusat budaya lokal, tempat berlangsungnya kesenian lenong, tanjidor, hingga perayaan Maulid Nabi secara besar-besaran.

Perubahan ini membuat banyak pihak mendorong pelestarian budaya Betawi agar tidak hilang di tengah gempuran modernisasi. Beberapa komunitas lokal bahkan mendirikan sanggar budaya atau membuat acara tahunan untuk menjaga warisan Jakarta Selatan tetap hidup.

Jakarta Selatan Dulu vs Sekarang: Nostalgia atau Evolusi?

Jika kita membandingkan jakarta tempo dulu vs sekarang, maka yang muncul bukan sekadar perbandingan visual. Ini soal nilai, suasana, hingga filosofi hidup warga. Dulu semua hal serba sederhana, tapi penuh kedekatan sosial. Sekarang semua terasa praktis, serba digital, tapi juga lebih individualis.

Namun, bukan berarti perubahan ini buruk. Jakarta Selatan kini lebih modern, inklusif, dan menjadi pusat pergerakan anak muda. Bahkan banyak inisiatif urban farming, creative hub, hingga pelestarian budaya yang lahir dari warga Jaksel sendiri. Artinya, meski berubah, semangat hidup Jakarta Selatan tetap menyala.

Jakarta Selatan zaman dulu menyimpan banyak cerita: dari kampung tenang hingga kawasan elite modern. Transformasinya menggambarkan bagaimana kota terus berkembang mengikuti arus zaman. Meski banyak wajah lama yang hilang, semangat dan kenangan Jakarta Selatan tetap hidup dalam ingatan warganya. Mengenal kembali sejarah dan kehidupan tempo dulu bisa jadi inspirasi untuk menjaga identitas kota di tengah derasnya perubahan.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan Jakarta Selatan zaman dulu?
Wilayah Jakarta Selatan pada masa sebelum modernisasi, ketika masih berupa kampung, kebun, dan kawasan pemukiman sederhana.

Bagaimana suasana Jaksel tempo dulu dibanding sekarang?
Lebih tenang, asri, dan penuh nuansa kekeluargaan. Berbeda jauh dengan suasana kota modern saat ini.

Apa saja kampung terkenal di Jakarta Selatan jaman dulu?
Kemang, Pasar Minggu, Cipete, dan Ciganjur adalah beberapa kampung legendaris.

Apa perbedaan Jakarta tempo dulu vs sekarang?
Dulu suasana lebih tradisional, sekarang lebih urban dan modern dengan gedung tinggi dan gaya hidup global.

Apakah masih ada peninggalan tempo dulu di Jaksel?
Masih, seperti rumah tradisional Betawi dan stasiun tua seperti Pasar Minggu dan Kebayoran.

 

Hot this week

Apartemen Estetik Jakarta Selatan dengan Desain Mewah Harga Terjangkau dan Fasilitas Lengkap

Tinggal di kawasan premium dengan nuansa modern kini bukan...

Apartemen Estetik Jakarta Timur yang Nyaman dan Terjangkau untuk Tinggal Harian hingga Bulanan

Jakarta Timur kini tidak hanya dikenal sebagai kawasan padat...

Jakarta Timur Zaman Dulu dan Cerita Nostalgia Kampung Kota yang Kini Jadi Perkotaan Padat

Jakarta Timur zaman dulu memang berbeda 180 derajat dari...

Satria Muda Pertamina Jakarta Tancap Gas Menuju Final IBL 2025 dengan Komposisi Terkuat Musim Ini

Satria Muda Pertamina Jakarta kembali jadi sorotan di dunia...

Smashing Pumpkins Live Jakarta Siap Guncang Penggemar Rock Alternatif Oktober 2025

Smashing Pumpkins live Jakarta akhirnya resmi diumumkan dan langsung...

Topics

Smashing Pumpkins Live Jakarta Siap Guncang Penggemar Rock Alternatif Oktober 2025

Smashing Pumpkins live Jakarta akhirnya resmi diumumkan dan langsung...

Peterpan Comeback Bikin Heboh Media Sosial Benarkah Ariel dan Band Asli Bakal Reuni?

Nama Peterpan kembali mencuat di jagat hiburan Indonesia. Setelah...

Byon 5 Jakarta Sajikan Laga Panas Kkajhe vs Aziz Calim dan Andi Cobra vs Jaden

Gelaran bela diri spektakuler bertajuk Byon 5 Jakarta sukses...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img